MOTIVASI| OPINI| PENGOLAHAN PRODUK| TANAMAN OBAT| CERPEN| FOTOGRAFI| HITAM PUTIH

Minggu, 08 Juni 2008

Kisah si Pemberi roti

Diriwayatkan dari Abu Burdah, ia bercerita, "Menjelang wafatnya Abu Musa
berpesan, 'Wahai anakku, ingatlah tentang kisah si pemilik roti'.

Dikisahkan ada seorang laki-­laki yang beribadah dalam padepokannya selama
70 tahun, tidak pernah turun (beranjak), kecuali satu hari saja. Ketika
itu ada setan yang datang menyerupai seorang perempuan. Kemudian, ahli
ibadah ini hidup bersama perempuan tersebut selama 7 hari 7 malam.

Setelah itu terbukalah tabirnya, dia pun keluar dan ber­taubat. Setiap
kali dia melangkahkan kaki untuk melakukan sesuatu, ia selalu shalat dan
bersujud.

Suatu malam ia berlindung ke sebuah toko, di sana terdapat 12 orang
miskin. Karena merasa sangat lelah, ,akhirnya ber­istirahat di sela-sela
antara dua orang lelaki miskin.

Tiba-tiba seorang rahib datang, dia diutus mendatangi orang-orang miskin
ini setiap malam dengan membawa roti yang banyak, lalu memberikannya ke
setiap orang di antara mereka itu satu roti besar. Rahib itu melewati
laki-laki yang bertaubat tersebut, mengira bahwasanya dia juga orang
miskin. Akhirnya dia pun memberinya satu roti besar pula.

Ada satu orang miskin yang belum kebagian roti, lalu bertanya kepada
rahib, 'Mengapa Anda tidak memberi aku roti?' Rahib yang membagikan roti
itu menjawab, 'Sungguh malam ini aku tidak memberimu sesuatu apa pun'.

Laki-laki yang bertaubat itu memperhatikan roti yang dipe­gangnya, lalu
memberikannya kepada si miskin yang tidak kebagian dan sangat membutuhkan
karena lapar dan lelah.

Keesokan harinya, laki-laki bertaubat itu meninggal ....

Kemudian, ibadahnya selama 70 tahun ditimbang dengan kemaksiatannya selama
7 malam. Ternyata lebih berat keburukan­nya yang 7 malam. Dan kebaikannya
memberi sepotong roti ditimbang dengan kemaksiatannya selama 7 malam, dan
lebih berat kebaikannya memberi roti.


Abu Musa berkata, 'Wahai anakku, ingat-ingatlah kisah si pemberi roti itu'."


Demikianlah, sesungguhnya sedekah itu dapat meredam­kan murka Allah. Oleh
karena itu, bersegeralah untuk menginfak­kan harta kita di jalan Allah.
Sadarilah bahwa dunia ini fana, tetapi segala sesualu yang kita sedekahkan
akan kekal di sisi Allah Ta'ala. Suatu saat nanti, kita pasti akan
memetiknya di sana, kita akan merasa puas dengan apa yang telah kita
berikan. Akan tetapi, jika kita pelit, takut akan menjadi fakir dan
kekurangan, lalu kita mengumpulkan harta tersebut karena tamak dan bakhil,
maka kita akan menyesal dan celaka ( Hendra Leonard)

Tidak ada komentar: